Suatu siang yang cerah ada sebuah berita di media tentang orang tua yang memukul dan menyiksa anaknya. Bahkan ada kabar yang lebih mengerikan; membunuhnya.
Anak itu usianya belum genap sepuluh tahun. Foto-foto menujukkan betapa lucunya anak itu saat masih hidup. Namun ternyata ia mesti mengalami nasib tragis. Tentu kita pernah mendengarnya berita itu bukan?
Atau mungkin kita juga pernah mendengar tentang berita orang tua yang tega memukul anak kandungnya sendiri. Penyebabnya sepele, anak bandel gak mau diatur orang tua.
Mungkin ilustrasinya seperti kejadian dibawah ini;
“Nak, makanannya jangan dibuat mainan ya?”
Anak memandang Ibunya, lalu mengangguk kecil.
“Anak pinter,” kata ibunya. Lalu ia pergi ke dapur. Menyiapkan sarapan untuk suaminya.
Si anak terlihat heran dengan makanan di hadapannya. “Kok empuk-empuk gini ya?” mungkin begitu pikirnya.
“Wah, ini kan kayak mobil,.. Ngeeengg….” roti itu di mata anak, sudah berubah menjadi mobil-mobilan. “Coba ah, kalau tak lempar kesana.”
Pluk…! Roti itu terbang.
Si ibu yang kembali dari dapur langsung merah mukanya. “Adek…!! Tadi kan sudah Mamah bilang, jangan mainan makanan. Kok makanannya jadi terbang begini?”
Si anak kaget. Mendengar bentakan ibunya ia menangis.
“Malah nangis. Hiih.. Anak bandel,” tangan si ibu mencubitnya.
Si anak bukannya berhenti, tapi makin kencang tangisnya.
***
Sebagian dari kita, kadangkala jengkel menghadapi anak yang susah diatur. Sudah berkali-kali dibilang agar tidak makan bermain dengan makanannya, misalnya seperti cerita di ata, namun anak masih saja melakukannya. Dan itu tak hanya sekali, tapi berkali-kali.
Dan sebagai orang tua, kita juga sudah mengingatkan anak berkali-kali pula.
Namun mengingatkan anak balita seumpama berjalan di labirin yang berputar-putar dan akhirnya akan membawa kita kembali ke tempat semula.
Kesimpulannya bahwa cara mendidik anak agar patuh terhadap orang tua bukan dengan cara kekerasan fisik maupun mental. Kepatuhan anak akan lebih baik jika dimunculkan dari kesadaran anak kita sendiri atau tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mendidik anak agar mengerti bahwa patuh kepada orang tua adalah hal yang baik dan bernilai positif.
Bila ingin anak patuh, sebenarnya bisa dilakukan dengan jalan lain yang tanpa kekerasan. Termasuk tanpa cubitan.
Apa saja caranya?
Pertama, konsisten terhadap peraturan yang dibuat.
Anak usia batita sebenarnya sudah bisa diajarkan mana yang boleh dan mana yang tidak. Aturan ini bisa membantu anak untuk belajar disiplin. Namun yang mesti menjadi catatan penting adalah aturan untuk anak harus disepakati antara ayah dan ibu. Dan konsisten diterapkan.
Jangan sampai ibu bilang anak tidak boleh minum es, lalu ayahnya malah memberikan es untuk anak. Misalnya saja begitu.
Kedua, buatlah anak menyadari kesalahannya dan merasakan konsekuensinya.
Saat anak melakukan kesalahan, jangan dibiarkan. Tapi tegurlah dengan bijak. Lakukan itu berulang-ulang. Karena tabiat anak, apalagi yang masih balita, seringkali melakukan hal yang sama berulang-ulang kali.
Bersabarlah. Punyai kesabaran yang lebih besar dari anak. Jangan lelah menegur anak dengan bijak, sampai anak mengerti bahwa ia melakukan kesalahan.
Ketiga, beri contoh positif.
Sudah cukup jelas bukan? Bahwa satu teladan lebih bermakna dari seribu perkataan.
Keempat, bersikap tegas (bukan keras).
Tegas bukan berarti harus bersikap keras, karena dalam ketegasan masih ada kelembutan atau kasih sayang. Cobalah untuk mengerti perasaan mereka dan tekankan bahwa mereka harus bisa mengikuti peraturan dan arahan orang tua.
Kelima, berikan pujian saat anak mematuhi aturan
Bunda jangan pelit memuji anak. Pujian akan membuat anak merasa dihargai. Dan penghargaan dari orang tuanyalah yang paling berharga untuk anak.
Keenam, memperkuat bonding orang tua dan anak
Tentu kita lebih mudah mendengar perkataan orang yang kita kenal, bukan?
Bila bonding atau ikatan antara orang tua dan anak sudah kuat, maka perkataan orang tua akan lebih mudah dipatuhi oleh anak.
Mari kita sama-sama belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik. Semoga ulasan singkat ini bisa bermanfaat.
EmoticonEmoticon